Pages

Senin, 18 Maret 2013

Asal Usul Kata "Rupiah" dan Sejarahnya

Mata uang rupiah pertama kali diperkenalkan secara resmi pada waktu Pendudukan Jepang sewaktu Perang Dunia ke-2, dengan nama rupiah Hindia Belanda. Setelah berakhirnya perang, Bank Jawa (Javaans Bank, selanjutnya menjadi Bank Indonesia) memperkenalkan mata uang rupiah jawa sebagai pengganti. Mata uang gulden NICA yang dibuat oleh Sekutu dan beberapa mata uang yang dicetak kumpulan gerilya juga berlaku pada masa itu.

Rupiah merupakan mata uang yang boleh ditukar dengan bebas tetapi didagangkan dengan pinalti disebabkan kadar inflasi yang tinggi . Mata Uang Baru dalam sejarah nilai uang fungsi dan jenis jenis uang serta pembuatannya ternyata mengalami banyak cerita dan sejarah yang panjang di negara indonesia
Keadaan ekonomi di Indonesia pada awal kemerdekaan ditandai dengan hiperinflasi akibat peredaran beberapa mata uang yang tidak terkendali, sementara Pemerintah Republik Indonesia belum memiliki mata uang. Ada tiga mata uang yang dinyatakan berlaku oleh pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 1 Oktober 1945, yaitu mata uang Jepang, mata uang Hindia Belanda, dan mata uang De Javasche Bank.
Diantara ketiga mata uang tersebut yang nilai tukarnya mengalami penurunan tajam adalah mata uang Jepang. Peredarannya mencapai empat milyar sehingga mata uang Jepang tersebut menjadi sumber hiperinflasi. Lapisan masyarakat yang paling menderita adalah petani, karena merekalah yang paling banyak menyimpan mata uang Jepang.

Kekacauan ekonomi akibat hiperinflasi diperparah oleh kebijakan Panglima AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) Letjen Sir Montagu Stopford yang pada 6 Maret 1946 mengumumkan pemberlakuan mata uang NICA di seluruh wilayah Indonesia yang telah diduduki oleh pasukan AFNEI. Kebijakan ini diprotes keras oleh pemerintah Republik Indonesia , karena melanggar persetujuan bahwa masing-masing pihak tidak boleh mengeluarkan mata uang baru selama belum adanya penyelesaian politik. Namun protes keras ini diabaikan oleh AFNEI. Mata uang NICA digunakan AFNEI untuk membiayai operasi-operasi militernya di Indonesia dan sekaligus mengacaukan perekonomian nasional, sehingga akan muncul krisis kepercayaan rakyat terhadap kemampuan pemerintah Republik Indonesia  dalam mengatasi persoalan ekonomi nasional.

Karena protesnya tidak ditanggapi, maka pemerintah Republik Indonesia  mengeluarkan kebijakan yang melarang seluruh rakyat Indonesia menggunakan mata uang NICA sebagai alat tukar. Langkah ini sangat penting karena peredaran mata uang NICA berada di luar kendali pemerintah RI, sehingga menyulitkan perbaikan ekonomi nasional.



Pengambilan Keputusan Untuk Menyatukan Mata Uang

Oleh karena AFNEI tidak mencabut pemberlakuan mata uang NICA, maka pada tanggal 26 Oktober 1946 pemerintah Republik Indonesia memberlakukan mata uang baru ORI (Oeang Republik Indonesia) sebagai alat tukar yang sah di seluruh wilayah Republik Indonesia . Sejak saat itu mata uang Jepang, mata uang Hindia Belanda dan mata uang De Javasche Bank dinyatakan tidak berlaku lagi. Dengan demikian hanya ada dua mata uang yang berlaku yaitu ORI dan NICA. Masing-masing mata uang hanya diakui oleh yang mengeluarkannya. Jadi ORI hanya diakui oleh pemerintah Republik Indonesia  dan mata uang NICA hanya diakui oleh AFNEI. Rakyat ternyata lebih banyak memberikan dukungan kepada ORI. Hal ini mempunyai dampak politik bahwa rakyat lebih berpihak kepada pemerintah Republik Indonesia  dari pada pemerintah sementara NICA yang hanya didukung AFNEI.

Untuk mengatur nilai tukar ORI dengan valuta asing yang ada di Indonesia, pemerintah Republik Indonesia  pada tanggal 1 November 1946 mengubah Yayasan Pusat Bank pimpinan Margono Djojohadikusumo menjadi Bank Negara Indonesia (BNI). Beberapa bulan sebelumnya pemerintah juga telah mengubah bank pemerintah pendudukan Jepang Shomin Ginko menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Tyokin Kyoku menjadi Kantor Tabungan Pos (KTP) yang berubah nama pada Juni 1949 menjadi Bank tabungan Pos dan akhirnya di tahun 1950 menjadi Bank Tabungan Negara (BTN). Semua bank ini berfungsi sebagai bank umum yang dijalankan oleh pemerintah Republik Indonesia  . Fungsi utamanya adalah menghimpun dan menyalurkan dana atau uang masyarakat serta pemberi jasa di dalam lalu lintas pembayaran.

Pergantian nama dari bank-bank tersebut kemudian diikuti dengan pergantian nama mata uang ORI menjadi Rupiah. Hal ini lalu diresmikan oleh pemerintah pada tahun 1949 yang kemudian menjadi cikal bakal mata uang sekarang.


Asal Usul Kata "Rupiah"

Kata Rupiah berasal dari kata Rupee (mata uang India). Hal ini dipercaya berkaitan dengan banyaknya pedagang India yang menyokong perekonomian dan segala transaksi pasar Indonesia pada saat itu. Karena itulah kemudian pemerintah memutuskan untuk menggunakan kata "Rupiah" sebagai mata uang Republik Indonesia sampai sekarang.

Ada lelucon yang beredar dikalangan masyarakat pada saat itu mengenai pemilihan kata Rupiah. Hal itu karena nama Indonesia yang hampir mirpi dengan India, dan karena pada saat itu beberapa masyarakat Indonesia terbiasa menyebut Indonesia sebagai "Indonesiah". Akhiran "ah" inilah yang kemudian adaptasi dari Rupee menjadi Rupiah.


Minggu, 17 Maret 2013

10 Foto yang Menipu Mata

Beberapa dari foto unik di bawah ini terlihat sungguh luar biasa nyata, padahal itu hanyalah sebuah "optical illusion". Entah disengaja atau tidak, foto-foto berikut memang sungguh menipu mata kita jika kita tidak jeli melihatnya.
1. Podium Melayang
Podium Melayang
Yang membuat kita berpikir podium itu melayang adalah karena bayangan yang seolah-olah tepat berada dibawah podium, sebenarnya bayangan itu adalah bayang sebuah tiang bendera yang ada di samping podium.

2. Jembatan Putus
Jembatan Putus
Jembatan Putus
Jembatan yang berada di Norwegia ini sudah banyak membuat pengguna jalan takut, dan memaksa mereka untuk berhenti dan berjalan kaki untuk memastikan jembatan itu bisa dilalui.

3. Bulan Lampu Disko
Bulan Lampu Disko
Sekilas bulan di langit terlihat memancarkan cahaya layaknya lampu disko, padahal itu buknalah bulan melainkan sebuah benda bulat yang disinari lampu sorot dari bawah dan memantulkan cahaya.

4. Kucing Electrik
Kucing Electrik
Kucing ini bukanlah kucing mainan electric yang matanya bisa menyala setelah kabelnya dicolokkan, melainkan hanya kucing biasa yang berada dekat dengan kabel dan matanya menyala karena pantulan cahaya flash dari blitz kamera.

5. Ruangan Tersenyum
Ruangan Tersenyum
Yup, yang ini tidak perlu dijelaskan. karena ini hanyalah kebetulan semata. Foto ini tampak seperti wajah orang yang sedang tersenyum.

6. Gajah Loading...
Gajah Loading...
Mungkin beberapa dari kita tertawa terbahak-bahak setelah melihat foto ini, padahal sebenarnya gajah itu habis berendam di air, sehingga sebagian badannya gelap dan hebatnya garis pembatas antara gelap dan terang sangat lurus horizontal sehingga terlihat seperti sebuah loading... hahaahaa

7. Dimakan Unta
Dimakan Unta
Foto ini menunjukkan sebuah usaha dari beberapa orang dalam menolong orang yang sedang tersangkut di dalam mulut unta, jika dilihat sekilas.
8. Berkemah di Awan

Berkemah di Awan
Jika ini benar terjadi, satu kalimat buat orang kemah ini, "jangan pernah buang air besar!". Bidikan kamera pada tenda yang berada di sebuah gunung bersalju dengan latar belakang awan yang dekat dengan salju, menghasilkan sebuah foto yang menipu mata kita.

9. Gravitasi Dua Arah
Gravitasi Dua Arah
Foto ini diambil dari atas, dan orang yang memakai baju pink tersebut dalam posisi tidur dan badannya menghadap ke atas sambil menempelkan kakinya di tembok.

10. Mengelus Harimau
Mengelus Harimau
Wow! anak ini pantas kita beri nama Tarzan, tapi sayangnya foto yang memperlihatkan seorang anak yang sedang mengelus harimau yang lucu ini cuma sebuah "optical illusion", ada sebuah kaca pembatas antara si anak dan harimau tersebut. Anak tersebut hanya menempelkan tangannya pada sebuah kaca, foto ini sepertinya sengaja dibuat. Kreatif



 sumber: http://arhamvhy.blogspot.com/2012/07/10-ilusi-foto-yang-dapat-menipu-mata.html
 

Blogger news

Blogroll

About